Panduan Menjalankan Persneling Mobil Matic Avanza

Mobil dengan transmisi otomatis (automatic transmissions-A/T) menawarkan kemudahan berkendara terutama bagi sebagaian orang di beberapa kota besar dengan jalanan yang sering macet. Mobil dengan transmisi matic menawarkan kenyamanan dalam berkendara tidak seperti mobil bertransmisi manual

Selainnya kenyamanan, berkendara mobil matic cukup membuat pengendara jadi lebih sabar dalam menghadapai tekanan stress karena macet. Walau demikian, sedikit pemakai mobil bertransmisi otomatis (automatic transmissions-A/T)  yang belum memahami betul mengenai beberapa cara menjalankan persneling mobil matic, mengakibatkan performa mobi matil jadi tidak optimal.

Dengan jumlah mode atau tipe persneling / transmisi matic yang berkembang sekarang ini, kali ini kami membahas mengenai langkah menjalankan persneling mobil matic type konvensional yang ada di mobil matic avanza.

Transmisi automatis type konvensional ini sebagai transmisi otomatis/ matic sebagai simbol lahirnya transmisi otomatis/matic, di mana pemakaian teknologi untuk transmisi tipe ini termasuk lebih simpel dibandingkan dengan type transmisi matic saat ini

Kesan yang dijajakan saat berkendara pun tidak berbeda jauh dengan mobil bertransmisi manual. Namun, peralihan gigi dan kecepatan kendaraan terjadi secara otomatis tanpa perlu tekan pedal kopling.

Untuk sistem operasinya, persneling mobil matic tipe konvensional ini cuma hanya pada P,R,N,D-3,2,dan L. lihat pada contoh persneling mobil matic avanza di bawah ini.

Pada gambar di atas, dapat anda lihat jika ada 6 status tuas yang disimbolkan dengan huruf P,R,N,D-3,2,L. Masing-masing huruf sebagai wakil keadaan dan langkah operasionalisasi untuk keadaan jalan yang lain, berikut langkah operasionalisasi persneling mobil matic avanza.

persneling mobil matic

P (park/parkir)

Tuas persneling mobil matic pada status P dipakai cuma di saat mobil telah stop keseluruhan dan atau terparkir di suatu tempat. Ini memiliki arti, status P cuma dipakai saat mobil telah terparkir dan betul-betul stop.

Saat Anda geser tuas persneling mobil matic ke status P karena itu mekanisme pengunci parkir yang ada di dalam transmisi otomatis ini langsung akan bekerja hingga bisa menahan mobil melaju sendiri tanpa diinginkan.

Disamping itu, saat tuas persneling berada di status P, mekanisme pendorong di dalam transmisi otomatis ada di status “standby” (tidak bekerja) akibatnya karena penekanan oli matic yang dibypass langsung ke arah bak tempat penampungan.

Oleh karena itu, status P ini sebagai status yang paling aman untuk menstarter dan hidupkan mesin mobil . Maka saat sebelum Anda menstarter dan hidupkan mesin mobil, yakinkan status tuas persneling ada di status P (park) atau N (neutral).

R (reverse/mundur)

Tuas persneling mobil matic pada status R dipakai untuk mobil dapat jalan mundur . Maka, status R ini dapat anda pakai saat anda ingin memundurkan mobil.

Saat kita geser tuas dari status P ke status R biasanya akan berasa hentakan yang lumayan kuat. Ini terjadi karena peralihan arah perputaran, torsi dan kenaikan penekanan oli hidrolik di di dalam ruangan transmisi.

Oleh karena itu, saat anda ingin geser tuas transmisi ke tuas R dr tuas sebelumnya, diharuskan untuk tekan pedal rem dan hentikan kecepatan kendaraan lebih dulu.

N (netral/neutral)

Tuas persneling mobil matic pada status N dipakai di saat mobil stop. Perannya seperti pada status P tetapi tidak aktifkan pengunci parkir. Pada status N, semua mekanisme transmisi ada pada status “standby” hingga tidak ada elemen transmisi yang bergerak jalankan mobil.

Status N ini biasanya dipakai untuk hidupkan mesin mobil dan bisa juga dipakai saat pengendara ingin mobil stop sesaat, seperti misalnya saat rambu lampu lalu lintas jalan raya berwarna merah.

D-3 (drive-3) 

Tuas persneling mobil matic pada status D-3 dipakai untuk jalankan mobil dengan peralihan kecepatan yang berjalan secara otomatis, baik peralihan naik atau peralihan turun. Status D-3 ini sering dipakai untuk keadaan jalan yang relatif agak landai dan pengendaraan normal.

Peralihan automatis ini diawali dari gear 1st sampai gear 3rd dengan tambahan overdrive gear supaya pengendaraan jadi lebih lembut dan irit bahan bakar khususnya pada kecepatan tinggi (minimal daiatas 60 km/jam).

Perpindahan dan percepatan berjalan secara otomatis cukup dengan tekan pedal gas secara perlahan-lahan bersamaan dengan bertambahnya kecepatan kendaraan dan besaran bukaan throttle gas.

Saat Anda ingin mendahului kendaraan lain, pencet pedal gas lebih dalam. Ini akan membuat transmisi lakukan downshift hingga bisa turunkan gear satu tingkat kebawah.

Misalkan status awalnya di gear 3rd, saat pedal gas didesak lebih dalam secara mendadak, karena itu transmisi akan menurunkannya ke gear 2nd buat tingkatkan tenaga akselerasi dan menambahkan kecepatan kendaraan. Sesudah tingkat kecepatan pada gear 2nd diraih karena itu secara automatis transmisi akan meningkatkan kembali lagi ke gear 3rd (upshifting). Istilah ini kerap disebutkan Kickdown.

 2 (intermediate) 

Tuas persneling mobil matic pada tuas gigi 2 dipakai untuk pengendaraan mobil dijalan mendaki dan turun. Status tuas persneling di 2 akan menahan transmisi beralih gear yang semakin tinggi. Ini maknanya, cuma gear 1st dan gear 2nd yang dipakai saat tuas ada status 2 ini.

Saat transmisi secara otomatis batasi status gear pada gear 2nd saja, karena itu dampak engine braking bisa terjadi dan transmisi langsung akan menghalangi kecepatan mobil.

Oleh karena itu tuas persneling pada status 2 ini benar-benar disarankan saat anda mengemudikan mobil pada keadaan jalan yang naik dan turun atau pada jalan berkelok. Tetapi demikian, sesudah Anda menjumpai keadaan jalan yang normal dan agak miring, geser kembali tuas ke status D-3

L (low) 

Pada konsepnya, tuas persneling mobil matic pada status L ini bekerja seperti pada status 2, tetapi tingkat engine brake dan tenaga yang dibuat jadi lebih besar dibandingkan pada status 2.

Status L pada tuas persneling akan batasi gear transmisi masih tetap ada pada gear 1st. Dampaknya, torque / tenaga putar yang dibuat untuk ban jadi lebih besar hingga lebih memungkinkannya untuk lewat di medan yang susah.

Oleh karena itu, status L ini benar-benar efisien bila dipakai pada jalan naik dan turun yang keadaannya curam dan terjal. Jika keadaan jalan telah agak miring dan normal, janganlah lupa geser tuas kembali lagi ke status D-3.

Baca Juga Cara Mengendarai Mobil Matic